Transurethral Resection of the Prostate (TURP) merupakan salah satu prosedur bedah yang paling sering dilakukan pada pasien dengan pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat jaringan prostat yang menghambat aliran urin, sehingga pasien dapat kembali buang air kecil dengan lebih lancar. Namun, pasca operasi, penatalaksanaan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien.
Perawatan pasca TURP umumnya dimulai dengan pemasangan kateter urine selama beberapa hari. Kateter ini berfungsi untuk membantu aliran urin serta mengeluarkan sisa darah atau bekuan yang mungkin masih ada setelah tindakan operasi. Dalam beberapa kasus, irigasi kandung kemih juga dilakukan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah. Tenaga kesehatan perlu melakukan pemantauan ketat terhadap warna urine, jumlah keluaran, serta adanya tanda-tanda perdarahan.
Manajemen nyeri menjadi bagian penting dalam perawatan pasca TURP. Pasien biasanya diberikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk banyak minum air putih guna membantu membersihkan saluran kemih dan mencegah infeksi. Edukasi kepada pasien terkait pola hidup sehat juga diperlukan, termasuk menghindari aktivitas berat, menunda hubungan seksual sementara waktu, dan menjaga kebersihan area genital.
Komplikasi pasca TURP yang perlu diwaspadai meliputi perdarahan, infeksi saluran kemih, inkontinensia urine, hingga gangguan ejakulasi. Oleh karena itu, tindak lanjut berupa kontrol rutin ke dokter sangat dianjurkan. Dengan penatalaksanaan perawatan yang komprehensif, pasien pasca TURP diharapkan dapat pulih lebih cepat, terhindar dari komplikasi, serta memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.
Komentar (0)
Belum ada komentar.